Semasa

30 Da’jjal Kecil Yang Diperkatakan Nabi S.A.W Sudah Muncul, Kini Hanya Menanti Kemunculan Ketuanya! SubhanAllah

DA’JJAL.
Satu kata yang mengingatkan kepada kita tentang sosok makhluk yang se’ram dan sangat mena’kutkan yang akan keluar menjelang hari Kia’mat yang memiliki beberapa ciri sebagaimana yang telah digambarkan oleh Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadistnya, diantaranya bahwa dia adalah seorang laki-laki yang pendek, bu’ta sebelah matanya, berambut keriting, antara kedua matanya tertulis kata “ka’fir” yang dapat dibaca oleh semua muslim, dapat menurunkan hujan dan mendatangkan pangan di saat musim paceklik dengan izin Allah ta’ala, dia akan muncul dari arah Khurasan dan akan diikuti oleh 70.000 orang Ya’ho’di Isfahan (Ira’n). Pada mulanya dia akan mengaku sebagai na’bi, akan tetapi setelah itu dia akan mengaku sebagai tu’han. Barang siapa yang mengikuti Da’jal ketika itu, maka dia akan memberikan pengamanan dan “rejeki” kepadanya, namun akibatnya batallah segala amal kebaikannya yang dilakukannya selama di dunia ini dan barangsiapa yang menolak ajakannya, maka dia akan memberikan an’caman, tidak akan memberi “rejeki” kepadanya, bahkan tidak segan-segan untuk membu’nuhnya. Dan ketahuilah, bahwa dia adalah KADZDZAB (pendus’ta).

GAMBAR-

Kemunculan Beberapa “Da’jjal” Sebelum Munculnya Da’jjal yang Sebenarnya
Ketika kita membaca beberapa hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang membicarakan tentang Da’jal, maka kita akan mengetahui ternyata sebelum muncul Da’jal yang sesungguhnya, akan muncul beberapa “Da’jal” yang memiliki beberapa sifat yang dimiliki oleh Da’jal yang sesungguhnya. Yaitu kadzdzab (pendus’ta), dan mengaku sebagai nabi. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ

Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kia’mat adalah munculnya para Da’jal pendus’ta, jumlah mereka hampir mencapai tiga puluh orang dan mereka semua akan mendakwakan dirinya seorang Nabi. (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits lain disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ كُلُّهُمْ يَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ أَنَا نَبِيٌّ

“Sebelum datangnya hari qia’mat akan muncul sekitar tiga puluh Da’jal pendus’ta, mereka semua berkata: ‘Aku adalah seorang Nabi, aku adalah seorang Nabi.” (HR. Ahmad)
Memang, sifat asli dari Da’jal adalah pendus’ta. Dus’ta itulah sen’jata yang akan dia gunakan untuk menyebarkan syub’hatnya di tengah-tengah manusia dan untuk menggaet manusia agar mengikuti ajakannya. Bagi mereka yang lemah imannya, tentu akan terpro’vokasi dengan berbagai macam syub’hatnya. Bahkan ketika itu ada seseorang yang menganggap imannya telah mantap pun ternyata akhirnya bisa mengikuti rayuannya. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ

“Siapa yang mendengar (kedatangan) Da’jal hendaklah menjauhinya. Demi Allah, seorang laki-laki benar-benar akan mendatangi Da’jal dan mengira bahwa ia adalah seorang mukmin (yang kuat imannya), lalu ia akan mengikuti setiap syu’bhat yang ditebarkannya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Orang yang menganggap dirinya memiliki keimanan yang kuatpun bisa terbawa oleh syub’hat Da’jal.

Lantas bagaimana dengan seseorang lemah keimanannya?

ini istana da’jjal yang terletak di Makkah, dah siap dah pun tunggu penghuni dia masuk saja…

Mereka adalah “Da’jjal”
Jika kita melihat kondisi yang terjadi di I’ran, Pa’lesti’na dan yang terakhir hari ini di Su’riah dan mengaitkan kondisi tersebut dengan hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam di atas, maka kita akan melihat bahwa beberapa “Da’jal” itu muncul dari daerah sekitar sana. Walaupun kita tidak tahu dengan pasti siapakah 30 “Da’jal” yang dimaksud Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam dalam hadits di atas. Akan tetapi sifat-sifat Da’jal itu itu ada pada diri mereka. Baik “Da’jal” yang berani menampakkan sifat dan perbuatannya secara terang-terangan di hadapan manusia, ataupun “Da’jal” yang masih sembunyi-sembunyi menampakkan karakter sebenarnya di hadapan manusia, karena khawatir manusia akan mengetahui sifat aslinya dan syubhat busuknya. Akan tetapi kedua-duanya memiliki tujuan yang sama dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuannya, yaitu MENYE’SATKAN MANUSIA. Satu tujuan Ib’lis yang paling utama ketika Allah ta’ala menurunkannya dari Surga.

Allah ta’ala berfirman:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

Ib’lis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku se’sat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’ksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menye’satkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr : 39)

“Da’jjal” dari Su’riah

Su’riah merupakan tempat pertama kali yang kelak akan dipijak oleh Nabi ‘Isa –‘alaihi salam- ketika beliau turun dari langit. Terutama di daerah sebelah timur Damaskus, yaitu di Menara Putih sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat. Dan di sana pula beliau pertama kali akan bertemu dengan Da’jal yang sesungguhnya, dan mengejarnya hingga pintu Luth, lalu membu’nohnya.
Namun ternyata saat ini “Da’jal” telah muncul dari sana. Dia mendakwakan dirinya di hadapan manusia tidak sebatas sebagai nabi, tapi sebagai Tuhan bagi mereka yang pantas untuk dise’mbah dan diagung-agungkan. Dia melakukan hal ini secara terang-terangan. Dan dirinya memaksa manusia dengan kekuatan mi’liternya agar mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan dirinya. Si “Da’jal” itu tidak lain adalah presiden Su’riah, Bas’yar As’ad lak’natu’llah. Seorang yang berpaham S’yi’ah Nusairiyah. S’yi’ah ekstrim yang sangat memu’suhi kaum muslimin yang memiliki hubungan yang sangat kuat dengan S’yi’ah Imamiyyah di Iran.

Maka kita akan melihat, mereka yang setia dan mendukung langkah si “Da’jal” tersebut serta tunduk dengan kebijakannya, maka akan mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan. Namun bagi mereka yang menolak ajakan dan kebijakan si “Da’jal” ini, maka akan disi’ksa, “diem’bargo”, bahkan dibu’noh secara ke’jam.

“Da’jjal” dari I’ran dan Le’banon

Setelah kita mengetahui bahwa di Su’riah ada “Da’jal” yang secara terang-terangan menampakkan sifat keda’jalannya. Namun ternyata di I’ran dan Le’banon juga ada “Da’jal”. Bahkan “Da’jal” ini telah lama masyhur, bukan saja di kalangan kaum muslimin, akan tetapi juga di kalangan kaum ka’firin. Kemasyhurannya ini karena “keberaniannya” mene’ntang Ame’rika dan Is’ra’el. Ya, hanya sebatas menentang saja, tidak lebih. Siapakah dia? Dia adalah presiden Ir’an, Ahm’adinejat dan pemimpin Hiz’bul La’tta, Hass’an Nasrullah.

Keduanya tidak berani menampakkan sifat aslinya di hadapan manusia karena kha’watir jika sifat asli ini sampai diketahui oleh kebanyakan manusia, maka tentunya seluruh misi si “Da’jal” ini akan gagal.

Dan kedua “Da’jal” ini berpaham S’yi’ah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyah (Rafidhah) yang berpusat di I’ran. Salah satu paham yang diusung oleh S’yi’ah Rafidhah ini adalah berdus’ta atas nama agama, alias TAQIYYAH.

Makanya kita dapati bahwa:
1. Kaum S’yi’ah selalu mendakwakan dirinya mencintai Rasul dan keluarganya, akan tetapi ternyata dakwaan itu hanyalah sebuah kedus’taan belaka. Karena yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu penghin’aan kepada Rasul dan keluarganya. Dan ini dapat kita jumpai dalam literatur-literatur asli mereka.

2. S’yi’ah mengaku sebagai bagian dari kaum muslimin. Akan tetapi ternyata pengakuan dus’ta itu hanyalah suatu taktik bagi mereka untuk mengha’ncurkan kaum Muslimin. Mereka berusaha mens’yi’ahkan kaum muslimin di I’ran, bahkan di seluruh dunia. Dan hal ini mereka praktekkan semenjak berdirinya Dinasti Sy’afawi di I’ran hingga saat ini dan ternyata sukses besar. Sehingga kita dapati saat ini jumlah kaum muslimin di I’ran sangat minoritas dan terpojokkan. Dan sebagaimana “Da’jal” Sur’iah, “Da’jal” Iran inipun juga menggunakan kekuatan dan anc’amannya. Dia tidak segan-segan untuk mengeks’ekusi siapa saja yang menentang kebijakannya.
Allah ta’ala berfirman:

وَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ

“Dan mereka (orang-orang mun’afik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu.” (QS. At-Taubah : 56)

3. Negara S’yi’ah I’ran selalu mengembar-gemborkan penen’tangannya kepada Am’erika dan Is’ra’el karena agresi mili’ternya kepada kaum muslimin. Dan menga’ncam akan membin’asakan kedua negara tersebut jika masih tetap melakukan agre’si terhadap kaum muslimin, khususnya di Pa’les’ti’na. Namun apa yang terjadi sampai saat ini? Ternyata gembar-gembor itu hanyalah omong kosong dan bualan Ahmadinejat saja, dan sampai saat ini bahkan sampai hari Kia’matpun bualannya tidak akan terbukti. Karena ternyata hal ini merupakan taktik si “Da’jal” ini untuk mendapatkan dukungan dari kaum muslimin. Maka saat ini kita melihat, sebagian besar kaum muslimin terbius dengan bualan-bualannya, sehingga mereka selalu mengagung-agungkan si “Da’jal” ini. Ini terjadi karena kebanyakan kaum muslimin yang tidak mengetahui hakekat si “Da’jal” ini dan “kecerdikan” si Da’jal dalam memoles berbagai syu’bhatnya.

4. Sebagaimana Dinejat, Hasan Nasrullah dengan Hizbul Lattanya selalu mene’ntang keras agre’si mil’iter yang dilakukan oleh Is’ra’el terhadap kaum muslimin Pa’les’ti’na. Bahkan tidak sebagaimana Dinejat yang sekedar gembar-gembor saja, maka dia dengan “beraninya” meluncurkan ru’dal-ru’dalnya ke daerah Is’ra’el. Namun ternyata hal ini pula hanya sebuah taktik bu’suk untuk mendapatkan dukungan dunia muslim dan menjadikan dirinya masyhur di hadapan kaum muslimin karena “keberaniannya”, sehingga kaum muslimin lebih tahu dengan sosok Hassan Nasrullah ketimbang Presiden Lebanon sendiri. Kenapa saya katakan hanya sebuah taktik bu’suk? Karena ternyata ru’dal-ru’dal Hiz’bul La’tta itu bukannya dijatuhkan di pemukiman Ya’ho’di, akan tetapi ternyata dijatuhkan di lahan kosong yang telah dikuasai oleh Is’ra’el.

Setelah kita mengetahui hakekat dua “Da’jal” ini apakah kita sebagai kaum muslimin akan terus mendukung keduanya? Ataukah berusaha mene’ntang dan menjauhinya agar kita tidak terkena syub’hat-syub’hatnya? Silakan anda berpikir.

Mereka itu Mu’suh, maka Waspadalah !

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam haditsnya, bahwa salah satu sifat yang dimiliki oleh seorang mun’afik murni (tulen) adalah apabila dia berbicara, maka berdus’ta. Namun ternyata sifat dus’ta ini sudah menjadi hal yang biasa bagi para penganut Da’jal sebagaimana kita lihat beberapa fakta di atas.

Sesungguhnya “Da’jal-Da’jal” di atas tidak lebih dari gembong-gembong mun’afikin yang gemar koar-koar keberanian dan kekuataannya terhadap Am’erika dan Is’ra’el di hadapan manusia. Sehingga kebanyakan manusia terpesona dan kagum dengan apa yang mereka miliki berupa keberanian dan ketegasannya dalam mengancam penja’jah yang sebenarnya hanya modal gertakan semata, kekuatan mi’liter’nya dengan pasukannya “pemberaninya” yang sebenarnya adalah pasukan pembela Da’jal, peralatan per’ang yang canggih dengan rud’alnya. Seolah-olah mereka adalah Pah’lawan Penegak Kebenaran dan Keadilan.

Tapi ketahuilah, bahwa Allah ta’ala menggambarkan hakekat mereka dalam ayat ini:

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ

“Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka.”(QS. Al-Munafiqun : 4)

Ternyata Allah ta’ala mengumpamakan mereka itu seperti kayu yang tersandar, maksudnya ialah untuk menyatakan sifat mereka yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tidak dapat memahami kebenaran.

Dan jika kita menengok kepada sejarah perjalanan dakwah dan ji’had Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka kita akan menyaksikan bahwa mereka itu adalah mu’suh yang lebih berbahaya daripada orang-orang ka’fir karena

هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

MEREKA ITULAH MU’SUH (YANG SEBENARNYA), maka WASPADALAH terhadap mereka. Semoga Allah Membin’asakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Al-Munafiqun : 4)

Mereka Saling Berse’kongkol Untuk Memba’smi Kaum Muslimin
Inilah hakekat kaum muna’fikin semenjak kemunculannya di Madinah. Dimana antara satu sama lain saling bersekongkol untuk memba’smi kaum muslimin.

Dan ternyata sejarah terulang pada hari ini, dimana “Da’jal” mun’afikin dari Iran dan Lebanon itu bekerja sama dengan “Da’jal” Suriah dalam memba’ntai ribuan kaum muslimin di Sur’iah. Sehingga kedus’taan mereka ini semakin jelas semenjak tra’gedi Sur’iah ini. Kalau Dinejat dan Hasan Nasrullah ini konsisten dengan perkataannya, tentunya dia akan menen’tang agre’si mil’iter yang dilakukan oleh rez’im “Da’jal” Suri’ah terhadap kaum muslimin.

Tapi apa dikata, seperti pepatah mengatakan, sepandai-pandai menyembunyikan ban’gkai pasti akan tercium juga. Sepandai-pandai para “Da’jal” menyembunyikan ma’kar-maka’r busuknya, pasti akan ketahuan juga. Maka saksikanlah, pembel’aan Dinejat dan Hasan Nasrullah kepada pengu’asa rez’im “Da’jal” Suriah, Basyar Assad laknatullah diantaranya mengirimkan pasu’kan dan persen’jataannya. Maka sungguh benar apa yang Allah ta’ala firmankan kepada kita:

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ

“Orang-orang mun’afik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama.” (QS. Al-Munafiqun : 67)

Mereka sama karena saling berserikat dalam kenif’akan, dan bekerja sama untuk saling tolong menolong dalam meme’rangi kaum muslimin.
Bahkan, mereka tidak tanggung-tanggung bekerja sama dengan kuff’ar. Allah ta’alamembongkar perilaku mereka ini dalam firman-Nya:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً * الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ *

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang muna’fik itu bahwa mereka akan mendapat si’ksaan yang pe’dih.” (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang ka’fir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min.”(QS. An-Nisa’ : 137-138)

Makanya kita saksikan, si “Da’jal” Assad secara sembunyi-sembunyi ternyata meminta bantuan dari kaf’ir Rusia (http://arrahmah.com/read/2012/03/20/18877-pasukan-khusus-rusia-tiba-di-pelabuhan-suriah-untuk-mendukung-rez’im-s’yiah-nushairiyah.html), termasuk Is’ra’el (http://arrahmah.com/read/2012/03/05/18550-pesawat-mi’liter-is’ra’el-ikut-membu’nohi-penduduk-su’riah.html) dalam memba’smi kaum muslimin Su’riah.

Tentunya kesempatan ini merupakan kesempatan emas bagi orang-orang ka’fir itu untuk membas’mi kaum muslimin. Sehingga mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Semoga Allah ta’ala membin’asakan mereka.

سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ

“Golongan itu pasti akan dika’lahkan dan mereka akan mun’dur ke belakang.” (QS. Al-Qamar : 45)
Kabar Gembira Untuk Kaum Mun’afiqin

Sesungguhnya Allah ta’ala memberikan anca’man kepada orang-orang mun’afik, bahwa mereka kelak akan mendapatkan adz’ab yang pedih di akhe’rat. Allah ta’alaberfirman:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang muna’fik itu bahwa mereka akan mendapat si’ksaan yang pe’dih.” (QS. An-Nisa’ : 138)

Hal ini disebabkan mereka lebih mencintai orang-orang ka’fir, berkasih sayang dan saling tolong menolong dengan mereka. Sebaliknya mereka meninggalkan kasih sayangnya kepada orang-orang mukmin. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 209)
Kemudian Allah ta’ala berfirman lagi:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً

“Sesungguhnya orang-orang muna’fik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari nera’ka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisa’ : 145)

Syaikh As-Sa’diy rahimahullaahu ta’ala menjelaskan bahwa orang-orang muna’fik tersebut kelak akan berada di tingkat yang lebih bawah dari semua orang ka’fir. Hal ini dikarenakan mereka juga melakukan keku’furan kepada Allah dan permu’suhan terhadap Rasul-Nya sebagaimana orang-orang ka’fir itu, ditambah lagi tip’udaya, pen’ipuan, dan segala bentuk permu’suhan mereka terhadap kaum mukminin. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 211)

Wahai para “Da’jal” dan pengikutnya, jika kalian tetap berada pada kondisi kalian saat ini, maka tunggulah adza’b yang amat pe’dih yang akan Allah ta’ala berikan kepada kalian !!! Kelak Allah akan menempatkan kalian di kera’k Jahan’nam.

Bersikap Keras dan Berji’hadlah Mela’wan Mereka !!!
Sebagaimana telah kita tahu, bahwa orang-orang muna’fik itu adalah mu’suh yang lebih berbah’aya daripada orang-orang ka’fir. Kenapa demikian? Karena kalau orang-orang ka’fir dari kalangan Ya’ho’di, Na’srani, dan yang lainnya, maka secara langsung kita akan mengetahui hakekat dan wujud mereka. Berbeda halnya dengan orang-orang muna’fik itu. Mereka akan menampakkan keislamannya dan berpu’ra-pu’ra baik ketika di hadapan kita. Namun ketika kembali kepada syait’han-syait’han mereka, maka wajah-wajah syait’han itu dan permu’suhannya dengan kaum muslimin akan nampak jelas, sejelas matahari di siang bolong.

Allah ta’ala menyebutkan hakekat mereka ini dalam ayat-Nya:

وَإِذَا لَقُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ قَالُواْ آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْاْ إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُواْ إِنَّا مَعَكْمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

“Dan apabila mereka (orang-orang muna’fik) berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: ‘Kami telah beriman.’ Dan apabila mereka kembali kepada syait’han-syait’han mereka, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.’” (QS. Al-Baqarah : 14)

Maka, bahaya yang besar ini tentunya mengancam kaum muslimin. Terutama pada saat kaum muslimin sedang menghadapi orang-orang ka’fir. Ketika mereka sedang berhadapan dengan orang-orang ka’fir, maka orang-orang muna’fik itu akan mengintai kita dari belakang dan berusaha mencari kelemahan dan kelengahan kita dan ketika mereka mendapatkan kita lengah, maka saatnya bagi mereka untuk meni’kam kita.

Maka, kenalilah karakter mereka. Waspadalah dan bersikap kera’slah terhadap mereka. Jika mereka menunjukkan sikap hendak berla’wan terhadap kita, maka lawa’nlah mereka.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

“Hai Nabi, berji’hadlah (melawan) orang-orang ka’fir dan orang-orang muna’fik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Jahan’nam. Dan itu adalah tempat kembali yang sebu’ruk-buru’knya.” (QS. At-Taubah :73)

Semoga Allah ta’ala melindungi dan menolong kita (kaum muslimin) di seluruh dunia dari ma’kar-ma’kar orang-orang muna’fik itu. Dan semoga Allah ta’ala membin’asakan orang-orang muna’fik di dunia ini, sebelum di akherat. HasbunAllaah wa ni’mal Wakiil.

Sumber: Harmagidun

Apa pendapat anda? Sudah Baca, Jangan Lupa Memberi Komen, Like Dan Share Ya. Terima kasih!

Rasulullah ﷺ bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.” (HR. Al-Bukhari)

PERHATIAN: PIHAK KAMI tidak akan bertanggungjawab langsung ke atas komen-komen Negatif yang diberikan oleh pembaca kami. Sila pastikan anda berfikir panjang terlebih dahulu sebelum menulis komen Negatif anda disini.

Pihak Admin juga tidak mampu untuk memantau kesemua komen yang ditulis disini. Segala komen adalah hak dan tanggungjawab anda sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *